Wartabanyumas.com - Pekerja
outsourcing semen Holcim yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pekerja Antar
Kontraktor Semen Cilacap, akhirnya menyepakati kenaikan upah sektoral semen
sebesar 25 persen dari UMK 20114.
Kesepakatan usulan kenaikan upah sektoral ini terwujud,
pada saat pembahasan yang dilakukan kesekian kalinya antara pekerja dan
perusahaan kontraktor bersama Apindo di eks-Kantor Dinsosnakertrans Cilacap di
Jalan Sindoro, Rabu (30/10).
Pembahasan
usulan kenaikan upah sektoral ini dipimpin oleh Kepala Dinsosnakertrans Kosasih
dan dihadiri oleh pekerja yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pekerja Antar
Kontraktor Semen Cilacap, Ketua DPC Apindo Cilacap, Bambang Sriwahono, Anwar
Sanusi dari PT Holcim Pabrik Cilacap dan perusahaan kontraktor.
Pertemuan
ini, awalnya melibatkan Federasi Serikat Buruh Migas Cilacap, perusahaan
kontraktor Pertamina dan perwakilan manajemen Pertamina RU IV Cilacap.
Supaya
dalam penyampaian aspirasi antara pekerja outsourcing semen Holcim dan pekerja
migas Pertamina tidak ada kerancuan. Tempat pertemuan mereka akhirnya dipisah.
Pekerja
outsourcing semen tetap berada di eks-kantor Dinsosnakertrans di jalan Sindoro
sedangkan Federasi Serikat Buruh Migas Cilacap di tempatkan di kantor
Dinsosnakertrans di Jalan Perwira.
Pada
saat pembahasan upah sektoral semen setelah terjadi negosiasi dan tarik ulur
antara perusahaan kontraktor melalui Apindo akhirnya disepakati satu angka
yakni 25 persen dari UMK 2014. Jumlah ini lebih kecil dari tuntutan awal
pekerja yakni kenaikan 50 persen.
Usai
acara pembahasan upah sektoral semen, Kepala Dinsosnakertrans Cilacap, Kosasih
menyampaikan apresiasi atas hasil kesepakatan hari ini dalam situasi yang tetap
aman dan kondusif.
Selanjutnya, ia menambahkan, Dinsosnakertrans akan menyampaikan hasil kesepakatan ini kepada
Bupati Cilacap dan diteruskan kepada Gubenur Jawa Tengah.
Sementara
itu, Ketua Forum Komunikasi Pekerja
Antar Kontraktor Semen Cilacap, Hamonangan Pasaribu menjelaskan, misi kami
dalam pertemuan hari ini harus ada nilai. Kenaikan 25 persen dari UMK 2014
realitis untuk saat ini.
"Kita
harus paham tentang keadaan dan situasi kontraktor pengerah tenaga kerja. Jika
mereka terlalu besar mengusulkan kontrak. Toh apakah Holcim menerimanya atau
tidak, itu yang menjadi pemikiran kami," ujar Hamonangan saat ditemui usai
pembahasan kenaikan upah sektoral.
Selain
mempertimbangkan situasi Cilacap agar tetap kondusif, menurutnya kesepakatan
ini merupakan langkah awal dan diharapkan kedepan dapat mendongkrak jika nilai
ekonomisnya masih kurang.
Hal
senada juga diungkapkan Wakil ketua Forum Komunikasi Antar Kontraktor Semen,
Haryanto. Ia menyampaikan untuk saat ini puas dengan hasil kesepakatan upah
sektoral semen. Namun kedepan, ia menghendaki upaya-upaya agar kesejahteraan
semakin meningkat, sehingga kesenjangan sosial antara pekerja outsourcing
dengan pekerja tetap tidak terlampau jauh.
Upah sektoral migas
Pertamina belum ada kesepakatan
Pembahasan
upah sektoral Pertamina yang dipimpin oleh Kabid Hubungan Indrustrial dan Persyaratan
Kerja Dinsosnakertrans Cilacap, Teguh Prihantoro tidak membuahkan hasil
kesepakatan.
Pasalnya
pekerja yang terdiri dari Federasi Serikat Buruh Migas Cilacap dan tenaga
sekuriti maupun perusahaan kontraktor tetap bersikukuh pada angka yang
diusulkan sejak awal.
Para
pekerja yang tergabung dalam federasi migas tersebut tetap menuntut kenaikan
sebesar 100 persen dari UMK 2014. Sementara dari perusahaan kontraktor tetap
pada pendiriannya yakni menaikan upah sektoral sebesar 28,5 persen dari UMK
2014.
Berhubung
tidak ada kesepakatan, pihak perusahaan kontraktor Pertamina meminta waktu
untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan pihak manajemen Pertamina RU IV Cilacap.
Selanjutnya jika sudah mendapat kejelasan, pembahasan upah sektoral akan dilakukan
lagi.
Sementara
itu dari Federasi Serikat Buruh Migas Cilacap dalam pernyataannya tetap
berpegang pada aspirasinya yakni kenaikan upah sektoral sebesar 100
persen dari UMK 2014. Mereka akan memperjuangkan aspirasinya sampai
dikabulkan. //dodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar